logo

Bodhisattva Maitreya

 

01.jpg Lord Maitreya.png 02.jpg

 

Offering1.png Calon Buddha kelima dalam Bhadrakalpa (masa sekarang) adalah Bodhisattva Maitreya, yang merupakan penerus Buddha Shakyamuni, Buddha keempat. Ramalan kedatangan Maitreya ditemukan dalam literatur kanonik semua sekte Buddha. Saat itu Buddha sendiri memberikan kata-kata ramalan kepada Bodhisattva Maitreya atas takdirnya di Gridhrakut sekitar Rajgir.

 

Mi-Lar adalah transliterasi Maitreya dalam bahasa Mandarin. Maitreya adalah Maitreya vyakarana dalam bahasa Sansekerta. Di Tiongkok kuno Maitreya diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin sebagai "Tsu", yang berarti kasih sayang.

 

Tsu kemudian menjadi nama belakang dan Ajita sebagai nama depan Maitreya. Baik dalam istilah Sansekerta maupun Tibet, Maitreya bernama Ajita. Dalam dinasti Han dalam sejarah Tiongkok kuno, Maitreya diartikan sebagai Ajita Bodhisattva; kemudian di Dinasti Tan Maitreya dipanggil Ajita juga tetapi dalam tradisi dia terkenal dengan gelar Mi-Lar. Itu tercatat di beberapa sutra yang Buddha juga diberi nama Maitreya untuk Ajita.

 

Ajita dalam bahasa Sansekerta yang artinya tak terkalahkan. Seperti yang dikatakan dalam Sutra, Maitreya lahir 42 Kalpa lebih awal dari Buddha Shakyamuni, pernah mengikuti Buddha Ratna-chattra dan menjadi tercerahkan setelahnya. Maitreya sekarang tinggal di surga Tusita di mana dia menyampaikan khotbah kepada makhluk surgawi. Maitreya akan terlahir kembali di Jambudvipa sebagai wujud manusia 5,670 juta tahun kemudian ketika umat manusia mencapai umur 80,000 tahun. Nantinya Maitreya akan mencapai Kebuddhaan di bawah pohon lung-hwa di Taman hwa-ling.

 

Maitreya biasanya digambarkan duduk, dengan kedua kaki di tanah. Dia mengenakan perhiasan, memakai stupa kecil di hiasan kepalanya, dan mungkin sedang memegang roda chakra yang bertumpu pada teratai. Syal selalu diikatkan di pinggangnya.